Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) menghadirkan Irwan Dewanto, Vice President Human Resource TACO group sebagai dosen tamu pada Human Resource Class angkatan 2023, Selasa (14/9/2021). Dengan judul presentasinya “Talent Management in Multicultural Perspective, A Real-Life Case Study”, Irwan bermaksud untuk berbagi tentang pengalamannya dalam manajemen talenta sebagai manajer sumber daya manusia dan direktur di berbagai perusahaan multinasional.

Melepas karirnya selama lima tahun dari perusahaan timur Astra International dan Astra Otoparts, Irwan mengalihkan karirnya ke perusahaan Unilever barat selama 9 tahun sebelum akhirnya menempati posisi saat ini di perusahaan keluarga bernama TACO. Dengan pengalamannya, dalam kuliahnya, Irwan ingin berbagi pengalamannya mengembangkan dan mengelola talenta lintas budaya melalui perusahaan timur, barat, dan keluarga.

Mengawali presentasinya dengan definisi manajemen talenta, ia menyatakan bahwa manajemen talenta adalah proses memastikan bahwa orang-orang berbakat direkrut, dipertahankan, dimotivasi, dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi (Armstrong, M. 2007). Bagi Irwan, manajemen talenta memiliki lima langkah yaitu: identifikasi kompetensi peran, tinjauan potensi, diskusi rencana karir individu, diskusi rencana pengembangan individu, dan program pengembangan orang.

Irwan tidak berhenti di situ, dia juga menjelaskan alat yang kami butuhkan untuk mencapai proses manajemen talenta terbaik melalui input dan output. Pandangan pertama yang dia jelaskan adalah Human Value Asset yang menghasilkan HAV (Human Asset Value) Map untuk memetakan individu berdasarkan kinerja dan potensi. Namun, HAV adalah untuk perencanaan jangka panjang, bukan untuk penilaian kinerja.

Selain HAV Map, Irwan menjelaskan Individual Career Plan (ICP) yang memuat peluang dan rencana jenjang karir seseorang dari waktu ke waktu beserta indikator keberhasilannya dan Replacement Table Chart (RTC).

Irwan kemudian menjelaskan perbedaan antara negara timur dan barat dengan diagram yang perlu diadopsi dan perlu diantisipasi. di negara barat, bakat dimotivasi untuk diakui karena budaya mereka memperlakukan orang-orang bintang secara berbeda dibandingkan dengan orang lain. Namun, budaya ini juga perlu diantisipasi terkait potensi dan rendahnya kerjasama tim dalam talenta reguler.

Mengakhiri presentasinya, Irwan bercerita tentang perjalanan yang telah ia lalui selama bertahun-tahun menjadi manajer sumber daya manusia di berbagai perusahaan, serta bagaimana ia dan timnya berhasil bertahan dalam situasi pandemi Covid-19.

Kontributor: Tjia Alphani, Kewirausahaan 2022