Covid-19 telah mempercepat proses transformasi digital di perusahaan dimana sebelumnya proses ini sangat susah. Transformasi digital selama ini terkenal sulit untuk dilakukan karena memerlukan sumberdaya yang besar dan perlu dukungan dari semua top level manager.
Telkomsel merupakan satu perusahaan yang melakukan transformasi digital dan ikut mengembangkan ekosistem digital di Indonesia. Meskipun sudah mulai transformasi digital dari 2015 dan sudah banyak pencapaian dalam hal digital, namun, Telkomsel berkomitmen untuk terus bertransformasi menuju perusahaan digital telco.
“Walaupun Telkomsel adalah perusahaan terbesar di Indonesia, tetapi Telkomsel masih tetap perlu untuk bertransformasi dimana dulunya Telkomsel hanya perusahan telco, tetapi sekarang ingin menjadi perusahaan digital telco,” ucap Yose Rizal, Komisioner Telkomsel pada sesi dosen tamu di program MBA SBM-ITB, Sabtu (18/9/2021).
Meskipun proses transformasi tidak mudah, Yose menekankan pentingnya bagi perusahaan untuk melakukan transformasi digital. Dengan transformasi digital, akan membuat perusahaan menjadi lebih besar dan bisa pemimpin pasar. “Untuk membuat kita lebih besar dan tetap menjadi market leader,” imbuhnya.
Dalam kulaih umum bertemakan “Akselerasi Indonesia digital berbasis Industri 4.0,” Yose menjelaskan banyak sekali faktor yang mengharuskan transformasi digital di dalam perusahaan. Faktor tersebut diantaranya adalah, perubahan perilaku konsumen, terkoneksinya sistem global, perubahan teknologi, risiko keamanan, dan perubahan mindset dari karyawan.
Selain dari faktor pendorong tersebut, Yose juga menjelaskan beberapa hambatan yang sering dialami oleh perusahaan dalam bertransformasi digital seperti mentalitas silo, kurang fokus kepada user dan rendahnya keterlibatan karyawan.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Yose mencatat ada tiga poin penting yang harus diperhatikan jika melakukan digital transformasi yaitu people, culture, dan bisnis. “People adalah bagaimana kita mengubah mindset kita sendiri dan karyawan untuk lebih agile, adaptive dan innovative,” ucap Yose kepada mahasiswa MBA ITB.
Yose lanjut menjelaskan, culture atau budaya juga sangat penting dalam proses transformasi, seperti budaya untuk tetap berani dalam menghadapi kegagalan. Poin yang penting untuk bertransformasi adalah terkait dengan bisnis proses supaya lebih efisien dari sebelumnya. “Tidak mungkin kita melakukan digital transformasi dengan proses lama,” ucap Yose.
Terakhir, Yose menegaskan bahwa digital transformasi memang harus merupakan keinginan dan dukungan dari semua top level manager. Hal ini dikarenakan transformasi bisnis menyangkut seluruh aspek dari perusahaan sehingga dukungan dari petinggi perusahaan merupakan hal yang sangat penting. “Semua digital transformasi harus merupakan keinginan dan endorse dari top level, karena itu tidak bisa dibangun tanpa support dari top level,” paparnya.