SBM ITB dalam mata kuliah Entrepreneurship Mentoring mengundang Riri Astarina, Alumni MBA ITB 2017, sebagai dosen tamu untuk berbagi pengalamannya sebagai Product Manager di Sinbad

Sinbad adalah perusahaan B2B di Jakarta yang fokus di industri FMCG, berkomitmen membantu toko ritel di Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya. Hingga saat ini, Sinbad telah mendanai 4 putaran pendanaan dan memiliki sekitar 150 karyawan untuk mengembangkan empat platformnya, yaitu Sinbad Red untuk pengguna organik publik, Sinbad White untuk bidang penjualan, Pusat Pemasok untuk dasbor pemasok, dan Panel Admin untuk Sinbad internal. Semua platform Sinbad ini dapat diunduh melalui Android Play Store.

Di awal presentasinya, Riri memaparkan keadaan tim internal Sinbad terkati posisi proporsi di Sinbad. Ternyata, manajemen produk menjadi posisi kedua terbesar (11,2%) di Sinbad setelah rekayasa perangkat lunak (45,9%), mengingat Sinbad adalah perusahaan berbasis aplikasi.

Sebagai manajer produk, Riri bertanggung jawab menjawab masalah pengguna yang selaras dengan tujuan perusahaan. “Perannya seperti persimpangan antara Desain, Bisnis, dan Teknologi,” katanya setelah menjelaskan bagaimana seorang manajer produk bekerja dengan banyak pihak seperti desainer produk, data, layanan pelanggan, bisnis, dan insinyur untuk memastikan produk terbaik yang disalurkan kepada konsumen. Selain itu, sebagai manajer produk di Sinbad, ia harus berpegang pada nilai “SET SAIL” yang dimiliki Sinbad, yakni berorientasi layanan, pengusaha, pekerja tim, cepat, mudah beradaptasi, inovatif, dan mendengarkan.

Menurut Riri, ada empat keterampilan dasar yang dibutuhkan sebagai manajer produk, yaitu komunikasi untuk berinteraksi dengan banyak pemangku kepentingan, kepemilikan atau kepemimpinan untuk proaktif dan mengambil inisiatif, pemecahan masalah untuk memecahkan masalah, dan pemikiran analitis untuk memiliki akal untuk menganalisis situasi atau masalah.

“Selain keterampilan, ada beberapa prinsip dasar yang dibutuhkan manajer produk, yaitu menjadi pengguna-sentris dan kreatif agar fokus pada keramahan pengguna dan memberikan solusi kreatif. Penting juga untuk selalu memiliki visi produk jangka panjang dengan kemampuan mengoordinasikan peta jalan yang efektif. Terakhir, penting juga untuk mengelola tujuan dan hasil tim dengan kecepatan dan efisiensi,” ujar Riri.

Terakhir, Riri menjelaskan tentang tahapan pengembangan produk yang terdiri dari riset untuk menvalidasi asumsi, menyiapkan Business Required Documents (BRD), ide dimana PD dan PM menyusun user experience terbaik dari user, dan terakhir mendokumentasikan untuk membuat dokumen yang bisa dibaca. disebut Dokumen Persyaratan Produk. Riri menutup presentasinya dengan memberikan contoh nyata bagaimana Simbad mengembangkan produknya.

Kontributor: Tjia Alphani, Kewirausahaan 2022