Digitalisasi pertanian dapat meningkatkan fungsi alat-alat pertanian menjadi lebih optimal, seperti traktor pintar. Dengan demikian, keputusan-keputusan yang diambil dalam sektor pertanian menjadi akurat dan bermanfaat.
Hal itu diungkapkan salah satu dosen SBM ITB Prof. Togar M. Simatupang dalam acara Workshop Digitalisasi Supply Chain Pertanian di Hotel Sere Nauli, Sumatera Utara yang juga dipresentasikan secara digital melalui Zoom, Selasa (28/12/2021). Lokakarya tersebut membahas tentang masa depan pertanian, khususnya peningkatan sektor pertanian melalui teknologi. Dr. eng. Nur Budi Mulyono, dosen dan asisten profesor di SBM ITB, menjadi tuan rumah pada acara tersebut.
Dikatakan Togar, ada berbagai bentuk digitalisasi di bidang pertanian, seperti data besar, internet segala hal, realitas berimbuh, robotika, sensor, pencetakan 3D, dan masih banyak lagi. Konsep-konsep ini bisa diterapkan pada bidang pertanian seperti pertanian presisi, pertanian keputusan, pertanian digital, dan pertanian cerdas.
“Dengan teknologi digital, produk pertanian juga dapat ditingkatkan menjadi produk pintar yang dapat berinteraksi satu sama lain, berbagi data, dan memproyeksikan kodisi ke depan dalam sistem yang terhubung,” kata Togar.
Misalnya, produk pertanian seperti traktor dapat ditingkatkan fungsinya traktor pintar. Traktor dapat menerima umpan balik dan data dari satu sama lain untuk membuat produk terhubung cerdas. Traktor ini bekerja dalam satu sistem bersama dengan produk lain seperti pemanen dan penanam.
Togar juga meneliti pertanian digital di Jepang dan Cina. Di dua negara itu, digitalisasi meningkatkan kondisi sektor pertanian dengan mengotomatisasi operasi menggunakan ponsel pintar, memungkinkan penerusan keterampilan pertanian ke generasi yang lebih muda, dan mengelola pertanian dengan prediksi pertumbuhan dan penyakit yang akurat.