Pemerintah dan pelaku usaha pada dasarnya memiliki peran yang berbeda dalam menjalankan aktifitasnya. Dimana pemerintah berperan sebagai penata kelola daerah secara umum, sementara pelaku usaha memiliki fokus pada bidang dan industrinya masing-masing demi mencari selisih keuntungan. Lalu bagaimanakah pandangan akademisi terkait penyelarasan paradigma berpikir yang berbeda ini? Bagaimana caranya agar kedua pihak mampu mengembangkan prinsip pembangunan yang berkelanjutan ini bersama?
Pada kesempatan kali ini, akademisi SBM ITB, Melia Famiola memberikan paparan dalam Rapat Koordinasi Sinergitas Tata Kelola Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) di Provinsi Jawa Barat, Kamis (23/6/2022).
Melia mengatakan bahwa isu pembangunan yang berkelanjutan berkembang pascaperang dunia. Dari yang tadinya berpikir untuk dampak ekonomi semata, berubah menjadi memperhatikan lingkungan sekitar. Tuntutan global juga mendorong bisnis di satu sisi menyelesaikan masalah mengenai lapangan pekerjaan dan berdampak baik pada lingkungan lingkungan.
Dari sinilah prinsip bahwa tanggungjawab terhadap lingkungan itu bukan hanya pada manusia semata, tetapi juga pada lingkungan hidupnya. “Jika perusahaan hanya memikirkan dampak ekonomi tanpa adanya dampak positif terhadap sosial maupun lingkungan hidup, maka tidak akan terjadi keseimbangan di dunia,” kata Melia.
Prinsip Pembangunan Berkelanjutan
Prinsip pembangunan berkelanjutan pada umumnya terbagi atas 5 aspek. Pertama adalah aspek well-being, dimana kita harus bisa memastikan sumber makanan serta sumber kehidupan yang lain untuk kesejahteraan banyak orang. Kedua adalah justice, dimana dengan keadilan, kita bisa menjamin kehidupan yang lebih baik dan mewujudkan kedamaian dunia. Kita bersama-sama memperbaiki, merangkul dan memberikan kesempatan bagi orang-orang yang termarginalkan.
Prinsip ketiga adalah planetary boundary, dimana kita harus menyesuaikan diri kepada keterbatasan atau daya dukung dan daya tampung lingkungan di bumi. Keempat adalah efisiensi dan kecukupan, dimana sumber daya seperti minyak bumi, mineral, metal dan lainnya harus dikelola penggunaannya secara efisien tanpa pemborosan. Dan prinsip terakhir adalah good governance, dimana semua orang didukung untuk menceritakan dan menjelaskan pengelolaan yang dilakukan dengan standard dan berdampak baik.
Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Barat
Pembangunan berkelanjutan pada dasarnya tidak bisa dilakukan sendiri sendiri. Tetapi harus dilakukan dengan semagnat kolaborasi dan koordinasi yang berkomitmen antara pihak pemerintah maupun swasta. Dengan adanya semangat untuk bersinergi, diharapkan dapat tercipta adanya inovasi sosial yang akan berdampak positif pada pembangunan yang berkelanjutan.
Dari sisi swasta, peran CSR dalam pembangunan suatu daerah pada dasarnya adalah sebagai kendaraan untuk mencapai perubahan. Dimana bisnis yang dijalankan sebagaimana umumnya bertransformasi lewat tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi model bisnis yang berkelanjutan.
“Dalam best practice, pembangunan berkelanjutan tidak terjadi hanya dalam waktu semalam. Terdapat tahap evaluasi diri, pembuatan peta jalan kebijakan hingga pada akhirnya dimulai lewat komitmen finansial yang ditentukan oleh masing masing pihak. Dan semua itu hanya dapat dilakukan dengan penuh kesadaran akan pentingnya nilai-nilai keberlanjutan,” tutur Melia
Di sisi lain, peran swasta pun perlu dukungna dari pihak pemerintah. Tanpa ada peran pemerintah sebagai orkestrator, pihak swasta pun akan berjalan tanpa arah.
“Pemerintah perlu lebih mensosialisasikan agenda pembangunan yang berkelanjutan pada pihak pihak terkait. Hal tersebut dilakukan agar dapat menciptakan kesadaran akan pentingnya prinsip keberlanjutan. Selain itu, perlu juga pembagian peran pemerintah dan memberikan kesempatan bagi pihak swasta untuk berpartisipasi serta memfasilitasi perencanaan dan penyusunan program CSR perusahaan. Hal ini bisa dilakukan lewat pengembangan kebijakan dan program yang bisa memotivasi, mendorong inovasi yang bisa membuat perusahaan bersinergi dengan agenda pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat,” tutup Melia.
Written by Student Reporter (Erwin Soedjijantojosua, MBA YP 2022)