Program summer course SBM ITB, International Virtual Course 2022 yang mengangkat tema sentral “Soft Power” kembali hadir di sesi keempatnya pada Kamis (21/7/2022), dengan topik “Exporting Cultural and Creative Products: Soft Power to Win the World”. Senior lecturer dari University of Glasgow, Dr. Ramona Blanes, turut hadir dalam acara ini sebagai pembicara.
Menurut Ramona, soft power melibatkan pembentukan preferensi orang lain melalui daya tarik. Dengan kata lain, soft power adalah kekuatan persuasif suatu negara. Biasanya, soft power berhubungan dengan hal-hal yang intangible, seperti budaya atau diplomasi. Namun, saat ini, soft power telah berkembang hingga merembet pada hal-hal tangible seperti infrastruktur.
Dr. Ramona menyebut program Belt and Road Initiatives (BRI) oleh negara Tiongkok sebagai contoh. Program BRI digagas oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai proyek infrastruktur yang menghubungkan China dengan Asia Tengah melalui darat dan China dengan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika melalui laut. Program ini disebut-sebut juga sebagai upaya Pemerintah Negara Tiongkok untuk menghidupkan kembali sejarah Silk Road yang menempatkan Tiongkok sebagai negara penting dalam perdangangan internasional.
“Program ini adalah salah satu contoh dari ‘permainan’ soft power. Saya menyebutnya sebagai permainan, karena pada akhirnya, ketika kita berbicara tentang power, itu seperti permainan tarik-ulur (tug-of-war). Pemerintah Tiongkok menyebut inisiatif ini sebagai proyek untuk meningkatkan konektivitas regional demi merangkul masa depan yang lebih cerah, tapi sebetulnya, proyek ini memperkuat posisi Tiongkok di perdagangan internasional dan meningkatkan ketergantungan negara-negara yang terlibat dalam program ini pada Tiongkok,” Ramona memaparkan.
Proyek ini memunculkan pengaruh Tiongkok sebagai negara terkemuka, sebuah efek samping intangible berupa soft power yang dihasilkan dari proyek tangible (infrastruktur). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki kesadaran dan berpikir tentang resiko ketergantungan kepada negara besar ketika mereka menyebarkan soft power-nya melalui proyek-proyek tangible seperti ini.
Sebagai penutup, Dr. Ramona menegaskan bahwa meskipun soft power lebih berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kurang berkuasa seperti budaya, soft power bisa mempengaruhi hal substansial seperti ekonomi karena sifatnya yang sangat berkaitan dengan perdagangan internasional. Maka, penguatan supply chain melalui infrastruktur dapat menjadi strategi penting untuk meningkatkan soft power.