Segala perubahan ekonomi yang terjadi di dunia menyebabkan munculnya ekonomi digital. Karena besarnya peluang, banyak bisnis yang berlomba-lomba masuk ke dalam bidang ini.
Setidaknya ada empat perubahan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sebelum terjun ke ekonomi digital. Yaitu, perubahan kondisi sosial budaya masyarakat dunia di tingkat makro, perubahan lanskap persaingan di tingkat industri akibat menjamurnya start-up dan aplikasi digital, perubahan bisnis konvensional ke bisnis digital di tingkat perusahaan, dan kebutuhan pengembangan kompetensi baru pada setiap individu.
“Kompetensi baru seperti analytical thinking & innovation, complex problem solving, dan stress tolerant hingga kompetensi teknis, yaitu technology design dan programming, sangat dibutuhkan di era digital ini,” ucap Profesor Reza Ashari Nasution dalam Orasi Ilmiah Guru Besar ITB pada Sabtu (19/10/2022) di Aula Barat ITB.
Profesor Reza mengangkat tema digital readiness sebagai topik utama orasinya. Menurut Reza, implikasi dari banyaknya perubahan hampir di segala aspek berujung dengan istilah baru yang disebut Disrupsi Digital. Hal ini sama sekali tidak bisa direspon dengan cara biasa oleh perusahaan. Alumni University Of Twente ini menghubungkan disrupsi digital dan respon organisasi dengan menghadirkan Resource Dependence Theory yang menjelaskan bahwa sebuah organisasi pasti akan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
“Perusahaan harus melakukan transformasi digital secara holistik. Lebih jauh lagi, transformasi digital bukan hanya urusan menggunakan teknologi digital saja, melainkan juga tentang pengadopsian pola pikir digital dalam organisasi yang nantinya akan mempengaruhi perusahaan dalam menentukan strategi bersaing ke depannya,” ujarnya menjelaskan transformasi digital.
Setelah memahami prinsip transformasi digital dan segala kebutuhan yang diperlukan untuk terus bersaing, barulah perusahaan bisa menentukan strategi bisnis digital dengan 5 hal. Secara lebih terperinci, kelima hal tersebut adalah digital value proposition, digital business model, digital capability, digital business architecture, digital ecosystem design, dan digital transformation yang semuanya terfokus kepada bagaimana perusahaan berkontribusi dengan menjadi solusi di tengah era digital ini.
Profesor yang berfokus di kelompok keahlian Business Strategy & Marketing di SBM ITB ini juga membawakan fakta bahwa ternyata 66% – 84% transformasi digital gagal dilakukan karena kurangnya Digital Readiness. Meskipun begitu, beliau dan timnya tidak akan tinggal diam. Untuk beberapa waktu ke depan, Profesor Reza telah mengagendakan riset untuk menguji model Action Readiness dalam bidang digital, menganalisis dinamika ekosistem bisnis digital, mempelajari bagaimana perusahaan mengurus segala macam sumber daya dalam sebuah strategi bisnis.