Tepat pukul 11.00 WIB, Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurpraetio, M. SME., menabuh drum, menandai pembukaan Kreanesia 2022 pada Sabtu, 26 November 2022, di Mal Cihampelas Walk (Ciwalk), Bandung. Pulung membuka acara dalam kapasitasnya sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Wakil Dekan Bidang Sumberdaya Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB).

Kreanesia 2022 merupakan pameran kewirausahaan mahasiswa SBM ITB baik jenjang sarjana maupun magister. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk memamerkan produknya, bertemu dengan civitas, alumni, dan komunitas start-up.

Acara pembukaan dilanjutkan dengan sesi bincang-bincang tentang program Magister Administrasi Bisnis (MAB) ITB Kampus Bandung. Adrian Arianti, alumni program MAB ITB, sekaligus pendiri Big Stamp dan Kaos Gurita ini menjawab alasannya masuk program MAB ITB. Sebagai alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, ia tertarik pada dunia bisnis dan ingin meningkatkan keterampilannya di bidang tersebut.

Sesi dilanjutkan penjelasan mengenai program oleh Direktur Program MAB ITB Kampus Bandung, Yunieta Anny Nainggolan, Ph.D. Menurut Yunieta, cara belajar di kelas MAB ITB banyak menggunakan studi kasus dan diskusi kelompok. Kelompok belajar tersebut dinamakan Sindikat. Mahasiswa diharapkan menyelesaikan tugas studi kasus melalui masing-masing sindikat.

Yunieta menjelaskan, MAB ITB membuka penerimaan mahasiswa baru 2 kali dalam setahun pada bulan Januari dan Agustus. Terdapat 3 program yang ditawarkan di Kampus Bandung: Young Professional MBA, Executive MBA, dan Entrepreneurship MBA.

30 Stan SBM ITB Ikut Pameran

Sejumlah pihak turut mensponsori Kreanesia 2022 yaitu Practicum Indonesia, Invest.id, MDI Ventures, BNI, Rewind Booth, Linxbrain, Ikatan Alumni ITB, Oxlabs, dan FoodloopTotal ada 40 stan yang ikut pameran, 30 di antaranya merupakan stan mahasiswa SBM ITB. 

Stan Mengasihi, merupakan salah satu stan start-up dari jenjang Sarjana. Mengasihi, dengan produk perlengkapan kesehatan ibu dan anak memamerkan 2 produknya di acara Kreanesia 2022.

Produknya adalah Air Susu Ibu (ASI) bubuk dan kantong serbaguna bagi ibu menyusui. Kedua produk tersebut akan dikembangkan menggunakan sistem Business to Business (B2B).

Produk ASI bubuk adalah ASI eksklusif yang diubah bentuknya melalui proses pembekuan dengan suhu minus 20 derajat celcius selama 1 minggu, sehingga ASI yang berbentuk cair bisa berbentuk bubuk. Produk kantong serbagunanya bagi ibu menyusui adalah inovasi membawa ruang mengganti popok ke dalam kantong tersebut. Selain itu, di dalam kantong ini terdapat termometer sebagai indikator suhu dalam kompartemen kantong, untuk susu dalam botol yang biasa dibawa ibu menyusui.

Pendiri Mengasihi, Zakaria, mengatakan hanya sekitar 50% bayi Indonesia yang mendapatkan ASI ekslusif. Padahal menurut penelitian, ASI eksklusif memiliki nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan susu formula. Usaha yang telah berjalan sekitar 5 bulan ini berhasil menarik perhatian kaum perempuan, meskipun pendirinya yang mayoritas lelaki. Menurut Zakaria, dia mendirikan Mengasihi karena ingin memiliki usaha di bidang sosial.

Dari jenjang Magister, terdapat stan Magfire, produk kompor surya. Ibrahim, pendiri Magfire, mengungkap target pasarnya dari kalangan ibu-ibu.

Usaha dikembangkan mulai awal tahun 2022 ini menampilkan produk paling besar dan mencolok di pameran ini. Produk kompor suryanya mengandalkan matahari sebagai bahan bakarnya.

Ibrahim mengungkap, teknologi ini lebih hemat dan ramah lingkungan, apalagi dibandingkan dengan kompor listrik. Produkya sudah diuji coba oleh beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan komunitas.

Magfire menawarkan produk kompor suryanya untuk pembelian, penyewaan, dan donasi. Ia berharap usahanya mampu berdampak moril dan materil terhadap lingkungannya. 

Kontributor: Aliva Rachma Delia, MBA YP 67