Laboratorium Big Data dan Analisis Bisnis SBM ITB dan Shibaura Institute of Technology memulai Project Based Learning global (gPBL) pada Kamis (16/2). Sebanyak empat puluh mahasiswa dari Shibaura Institute of Technology (SIT) dan SBM ITB mengikuti program yang sudah berlangsung sejak 2019 ini.
gPBL merupakan program pelatihan kepada mahasiswa SBM ITB dan SIT untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir sistem, desain, dan bukti. Peserta kursus akan belajar bagaimana mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi, yang nantinya akan diberikan kepada startup klien.
Menurut Manahan Siallagan, Direktur Laboratorium Big Data Analysis and Social Simulation SBM ITB, gPBL ini dibagi menjadi dua sesi. Pertama pembelajaran berbasis masalah di Indonesia. Sesi kedua adalah pembelajaran berbasis proyek yang akan dilaksanakan di Jepang pada bulan September tahun ini.
Sesi gPBL pertama akan berlangsung selama sembilan hari di Bandung dan Jakarta. Dalam sesi itu, peserta akan mengikuti startup sharing, pembentukan tim, kegiatan pemecahan masalah, dan presentasi akhir.
Selanjutnya, peserta akan berkoordinasi secara daring mulai Maret hingga Agustus. Pada bulan September mahasiswa SBM ITB akan berangkat ke Jepang untuk melakukan sesi gPBL kedua yang berfokus pada pembuatan rancan bangun.
“Ini merupakan tahun kelima penyelenggaraan gPBL dan tahun ini ada offline di Jepang,” ujar Shimaditya Nuraeni, salah satu koordinator gPBL. Sejak 2020 gPBL di Jepang digelar secara daring gara-gara pandemi covid-19.
Peserta gPBL nantinya akan menjadi penasehat buat start up klien. Sepuluh start up yang tergabung dalam LPIK ITB telah menjadi klien dalam gPBL. Mereka antara lain, Ecoplast, Meraki Asa, Idemes, Halofina, Hidup, dll. solusi. Peserta gBPL akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
“Saya berharap mahasiswa SBM ITB dan SIT dapat berkolaborasi dalam program ini untuk menyelesaikan masalah yang diberikan,” ujar Manabu Ichikawa, sensei Shibaura Institute of Technology.
Salah satu peserta gPBL dari SIT, Torafumi Miyanishi, mengungkapkan optimismenya dapat menyelesaikan masalah dan memberikan solusi terbaik kepada start up klien setelah mengikuti kursus ini.