Program MBA ITB kedatangan profesor asal University of Waterloo, Nadarajah Asokan. Prof. Asokan mengisi kuliah tamu di mata kuliah Etika Bisnis, Hukum, dan Keberlanjutan, dengan mengusung tema “Keamanan Siber, Data Pribadi dan Kecerdasan Buatan” pada Selasa (5/7) di Kampus Bandung. Turut hadir dalam kuliah tamu tersebut salah satu dosen pengampu Etika Bisnis, Andika Putra Pratama, Ph.D., dan dua mahasiswa bimbingan Prof. Asokan dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB.
Prof. Asokan merupakan ketua Grup Sistem Keamanan (SSG) di University of Waterloo, Canada. Fokus departemen tersebut adalah memahami cara merancang dan membangun sistem yang aman secara bersamaan, mudah digunakan, dan tidak mahal. Prof. Asokan pernah menjadi peneliti di perusahaan ternama seperti IBM dan Nokia.
Kuliah diawali dengan gambaran besar mengenai kecerdasan buatan dan mesin pembelajar. Prof. Asokan menjelaskan deskripsi kecerdasan buatan yang ada di platform Twitter.
Pada tahun 2016 lalu Microsoft membuat chatbot yang rilis di Twitter bernama Tay. Tay cepat populer secara negatif di Twitter karena jawabannya yang misoginis dan rasis. Selain itu, masih dalam platform yang sama, Twitter diduga rasis dalam menerapkan filter pengunggah fotonya. Twitter hanya bisa mengunggah foto berkulit putih.
Secara sistematis, mesin pembelajar mendapatkan sekumpulan data. Data kemudian dilatih dan di input algoritma dan model statistik untuk didapat model terbaik untuk mesin pembelajar sesuai tujuan penggunaan.
Prof. Asokan menjelaskan, banyak cara bagi pelaku kejahatan untuk mengintervensi melalui sistem tersebut. Bisa dari pemilik data, pemilik model, maupun penyedia layanan. Semua yang tersedia dalam alur tersebut rentan terkena intervensi kejahatan seperti penyalahgunaan data.
Bidang keamanan cyber masih sangat bisa untuk dikembangkan dan dijelajahi. Prof. Asokan menekankan, dibutuhkan keterlibatan pemerintah dalam menetapkan hukum dan regulasi yang kuat dari masing-masing negara untuk membangun sistem siber yang dapat diandalkan.