Prof. Dr. Rezaul Kabir adalah seorang guru besar emeritus di University of Twente,Belanda. Saat ini dia sedang mengajar di SBM ITB sebagai profesor tamu sejak Mei 2023. Selama masa tinggalnya di Bandung, Prof Kabir telah mengajar beberapa kuliah keuangan untuk kelas pascasarjana dan berencana memberikan kuliah tamu serta terlibat dalam penelitian ilmiah bersama mahasiswa di semester mendatang.
Perjalanan Akademis
Perjalanan akademis Prof. Kabir sungguh beragam. Pria kelahiran Bangladesh itu memulai belajar di Universitas Leuven di Belgia hingga kemudian mengajar di Universitas Twente di Belanda. Prof. Kabir telah mengelilingi dunia dan mengunjungi banyak universitas dalam perjalannya.
Setelah mendapatkan dua gelar master dari Universitas Leuven, Belgia, Kabir memutuskan untuk mendapatkan gelar Ph.D. di bidang keuangan di Universitas Maastricht di Belanda. Tinggal di Eropa memberinya kebebasan untuk berkuliah di Belanda dan tetap tinggal di Belgia. Karena pengawasan perbatasan yang tidak terlalu ketat, Kabir dapat mengemudi sendiri ke kampus setiap hari.
Pengalaman uniknya di seluruh dunia dimulai karena minatnya terhadap budaya-budaya lain. Kabir senang melihat bagaimana orang-orang hidup dengan budaya mereka. Kabir juga sangat terbuka untuk mengunjungi banyak negara.
Karena kurangnya kemajuan teknologi pada masa itu, minat ini justru menjadi katalisator bagi kariernya. Konferensi internasional adalah cara satu-satunya untuk mengetahui apa yang orang lain lakukan dalam dunia akademis pada saat itu.
Kabir mengakui beruntung memiliki karier di dunia akademis. Sebagai seorang profesor, dia selalu terpapar dengan ide-ide baru, pengetahuan baru, dan penelitian baru.
Menemukan Passion
Prof. Kabir menemukan passion dalam bidang finance karena minat dan kekagumannya terhadap pemahaman analitik dalam pengambilan keputusan keuangan, yang kemudian menjadi passion nyata saat mempelajari administrasi bisnis.
“Kunci untuk menemukan passion Anda adalah percaya pada apa yang memotivasi Anda,” kata Kabir.
Seseorang harus memiliki motivasi dan mengetahui apa yang mampu dilakukannya. Orang hanya perlu fokus pada tujuannya. Tidak akan ada jalan lain selain mencapai tujuan itu pada akhirnya.
Kesuksesan Menurut Prof. Kabir
Kesuksesan adalah istilah yang relatif. Kabir berpendapat bahwa setiap kali seseorang mencapai tujuan, itu dihitung sebagai kesuksesan. Oleh karena itu, seharusnya ada banyak kesuksesan yang dapat dicapai dalam hidup seseorang. Membuat tujuan jangka pendek dan menengah sangat diperlukan. Dengan banyaknya tujuan yang ingin dicapai, orang itu akan memiliki sesuatu untuk difokuskan dan dikerjakan dengan giat. Begitu dicapai, orang itu akan sukses. “Bagi saya, membantu mahasiswa memahami materi juga merupakan kesuksesan.”
Pengalaman di Indonesia
Pengalaman Prof. Kabir di SBM ITB bukan yang pertama kalinya di Indonesia. Sebelumnya Kabir pernah datang ke Indonesia untuk konferensi dan kunjungan universitas. Salah satunya dengan mengunjungi ITB. Beliau juga menyebutkan sebuah objek wisata yang pernah ia kunjungi di Bali, Puja Mandala, yang ia sebut sebagai tempat yang sangat unik.
Namun, selama masa tinggalnya kali ini, beliau belum dapat menjelajahi Bandung. Jadwalnya terbatas. Kabir berencana untuk menjelajahi kuliner dan kota Bandung pada kunjungan berikutnya di SBM ITB pada akhir Agustus ini.
Mengajar di SBM ITB
Kunjungan Kabir di SBM ITB dibagi menjadi dua semester yang berbeda. Pertama pada semester genap dan kemudian kembali untuk semester mendatang. Selama semester genap, Kabir mengajar mata kuliah keuangan untuk mahasiswa MSc.
Untuk semester mendatang, Kabir berencana melakukan kegiatan di luar pengajaran. Kabir ingin berbagi keahliannya dengan peneliti, termasuk mahasiswa PhD, untuk terlibat dalam proyek penelitian ilmiah mereka. Kabir ingin membantu orang untuk menerbitkan studi penelitian mereka di jurnal akademik. Meskipun jadwalnya belum pasti, Kabir akan kembali ke SBM ITB pada akhir Agustus untuk menghadiri kuliah tamu dan kegiatan akademis lainnya.
AI Dalam Pendidikan
Pertumbuhan dan efek artificial intelligence memunculkan beberapa kekhawatiran, bahwa teknologi ini mungkin akan sulit dikendalikan. Kemajuan teknologi ini dapat menyebabkan efek berbahaya terutama jika digunakan oleh orang-orang dengan niat jahat.
Kabir mengakui bahwa ChatGPT – salah satu software artificial intelligence yang sedang marak di tingkat mahasiswa – dapat meningkatkan pembelajaran mahasiswa. Tetapi software ini menyulitkan orang untuk membedakan apa yang nyata dan apa yang software-driven.
Kabir percaya bahwa mahasiswa dapat menggunakan ChatGPT dan artificial intelligence sebagai peluang tambahan untuk meningkatkan pembelajaran mereka, tetapi tidak akan menggantikan keaslian interaksi kelas dengan profesor. Dengan belajar dari profesor, mahasiswa dapat mempertajam pengetahuan kritis mereka, yang tidak dapat dicapai melalui bantuan ChatGPT.
Berkaitan dengan kemajuan teknologi ini, Prof. Kabir memberikan pesan kepada semua mahasiswa Indonesia, terutama mahasiswa SBM ITB, untuk tetap memaksimalkan fasilitas yang disediakan oleh universitas. Selain fasilitas berwujud, mereka juga harus tetap memaksimalkan fasilitas yang tidak berwujud seperti diskusi kelas, berbagi pengetahuan dari para profesor, dan lain-lain. Pandemi telah membuka peluang bagi mahasiswa untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan ini melalui platform online, tanpa harus mengandalkan ruangan di kampus, sehingga kegiatan pembelajaran dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. “Sambutlah teknologi dengan tangan terbuka, sadarilah risiko dan ancamannya, dan pertimbangkanlah peluang dan gunakanlah teknologi untuk memanfaatkan pendidikan kita.”