Dalam era modern ini, peran seorang Brand Manager menjadi semakin penting dalam dunia bisnis. Mereka berperan sebagai kunci keberhasilan suatu merek, bertanggung jawab membangun citra dan mengelola strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Dalam industri FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) misalnya, brand manager dapat diibaratkan sebagai figur “orang tua” bagi merek. Dia bertanggung jawab mengembangkan konsep dan mengujinya kepada konsumen untuk mengukur respons dan penerimaan mereka.
Salah satu contoh brand manager di industri FMCG adalah Wina Septiani, Brand Manager Dettol. Menurut Wina, Brand Manager tidak hanya memikirkan aspek visual, tetapi juga harus memiliki klaim yang kuat untuk menonjolkan kelebihan dan manfaat produk.
Wina, yang hadir dalam kuliah tamu SBM ITB pada (26/9) memaparkan prinsip-prinsip penting dalam Brand Management yang di dunia bisnis. Wina mencontohkan bagaimana “Craft Brand Message” melibatkan pembuatan kemasan, klaim produk, konten digital, dan kegiatan promosi.
Menurut Wina, sangat penting memilih dan memberdayakan “message” yang tepat dalam membangun merek. Brand Ambassador, KOL (Key Opinion Leader), Experts, dan Sales Forces merupakan beberapa penggerak utama dalam mengkomunikasikan pesan merek kepada konsumen. Pemilihan Brand Ambassador harus selaras dengan tujuan dan pesan merek itu sendiri agar pesannya tersampaikan dengan baik kepada konsumen.
“Pentingnya menempatkan merek di media yang tepat untuk mencapai target pasar yang relevan. Setiap segmen produk memiliki pendekatan komunikasi yang berbeda, termasuk penggunaan media seperti televisi, platform digital, out-of-home, dan in-store,” jelasnya.
Untuk memahami produk atau layanan serta cara pemasarannya, Brand Manager dapat menggunakan pendekatan “Brand Inventory”. Ini melibatkan analisis pesan merek, kepribadian merek, dan segmentasi konsumen.
Pendekatan eksploratif juga sangat penting untuk memahami pemikiran dan persepsi konsumen terhadap merek. Wina juga membagikan contoh penggunaan “brand health tracker” untuk melacak efektivitas pesan dan posisi merek di benak konsumen.