Lulusan sarjana sebagian besar akan bekerja di perusahaan impiannya atau membangun usaha sendiri. Namun tak sedikit yang ingin melanjutkan pendidikan pascasarjana. Guna mewadahi keinginan tersebut, Keluarga Mahasiswa Manajemen Institut Teknologi Bandung mengadakan seminar bertajuk “Mengenal dan Menguasai Jalur Pendidikan S2” pada Rabu, (20/9). Pembicaranya adalah dua mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan pascasarjana di luar negeri, Raisa Almeyda dan Aditya Khemal Rachmadi.
Raisa merupakan alumni SBM ITB dan LPDP awardee untuk program S2 di University of Manchester. Pada sesi tersebut, Raisa menjelaskan perbedaan program MBA yang dia ambil dengan program MSc.
Program MBA mencakup topik manajemen umum seperti keuangan, pemasaran, strategi, operasi, dan kepemimpinan. Program ini memberikan pengetahuan bisnis yang komprehensif dan membantu mahasiswa menjadi manajer atau pemimpin yang hebat. MBA juga memberikan beberapa nilai penting untuk mahasiswanya seperti meningkatkan pengetahuan praktis bisnis dan manajemen, meningkatkan keterampilan manajemen seperti mengelola tim & proyek, pemikiran strategis, pengembangan diri, dan koneksi.
Sedangkan MSc adalah program yang memberikan pengetahuan khusus dan lebih berorientasi pada penelitian, sehingga cocok bagi mereka yang tertarik pada bidang manajemen tertentu atau karir akademis. Poin menonjol program ini berupa keahlian khusus (MSc Keuangan, MSc Pemasaran, MSc SDM, dll.), keterampilan penelitian, jalur akademik, durasi lebih pendek, persyaratan pengalaman kerja terbatas.
Bagi Raisa sangat penting untuk bisa membedakan program apa yang akan diambil yang sesuai dengan kebutuhan kita. Oleh karena itu, untuk membuat pilihan yang tepat, kita harus memahami minat pribadi diri.
Selain itu juga perlu menentukan apa karir yang diminati dan tujuan dari karir kita. Lalu, evaluasi pengalaman di masa lalu, konsultasi dengan mentor, dan meriset program serta universitas yang sesuai dengan apa yang kita perlukan.
Raisa membagikan tiga kunci utama sebelum menempuh pendidikan ini yaitu kemahiran industri, pemahaman bisnis, dan keterampilan komunikasi. Hal ini diperlukan karena tingkat kesusahan MBA cukup tinggi di mana tugasnya memiliki lingkup yang cukup real, berbasis praktik langsung, dan kinerja yang cepat.
Raisa menyadari bahwa menjadi mahasiswa MBA di Manchester punya banyak tantangan. Untuk menghadapi segala tantangan, menurut dia ada 4 hal yang biasa ia lakukan. Pertama, membuat manajemen waktu yang efektif, melakukan pembelajaran berkelanjutan atau tetap mempelajari hal baru, memprioritaskan kesehatan dan perawatan diri, dan terakhir membuat sistem pendukung yang kuat untuk diri.
Sementara itu Aditya adalah mahasiswa MBA di Cambridge Judge Business School dengan beasiswa LPDP. Adit memberikan tips mendaftar beasiswa LPDP. Mulai dari esai atau surat motivasi, surat rekomendasi, CV atau resume, tes kemahiran bahasa (TOEFL/IELTS), standarisasi tes seperti GMAT dan lainnya, dan pengalaman kerja.
Dalam menyusun esai yang baik dan menarik, langkah awal yang bisa dilakukan adalah fokus pada pertanyaan yang ditanyakan. Mulailah dengan membuat daftar minat, passion, pengalaman masa lalu, kesulitan, kesuksesan, inspirasi, dan lain-lain. Kemudian buatlah alur cerita, jadi jangan langsung langsung menulis esai, pikirkan bagaimana kita bisa menghubungkan semua poin yang kita cantumkan.
Aditya juga memberikan tips dalam persiapan menghadapi tes kemahiran bahasa Inggris. Salah satunya adalah dengan menentukan kelemahan utama diri.
Kita cukup berkonsentrasi pada area kelemahan diri dan tidak perlu mencapai skor 100 jika skor 70 saja sudah cukup. Kita bisa mendapatkan sumber latihan soal untuk ujian bahasa Inggris seperti mendaftar pada kursus persiapan ujian bahasa Inggris, atau bisa membeli opsi yang lebih murah dengan hanya membeli latihan soal khusus untuk bagian ujian tertentu. Misalnya bagian menulis saja. Dan yang terakhir adalah latihan soal dari website dan dokumen gratis di internet.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu memantapkan keterampilan Inggris berupa menonton serial Netflix atau podcast berbahasa Inggris, membaca artikel HBR, New York Times, dan artikel lainnya,berlatih bersama teman, berbicara di depan cermin, dan menulis berbagai topik dan opini.