SBM ITB memasuki usia yang ke-20 dengan komitmen berani untuk pembangunan berkelanjutan. Sebagai bagian dari misinya untuk memimpin perubahan, SBM ITB memperkenalkan beberapa inisiatif yang yang selaras dengan Tridharma perguruan tinggi. Sebelumnya program-program ini telah dilaksanakan seperti pelatihan dalam manajemen vegetasi, pengembangan masyarakat, dan manajemen pariwisata di wilayah aset nasional Cirata, Jawa Barat yang melibatkan pemerintah daerah, Dosen lintas ITB, industri dan masyarakat.
Melia Famiola, Dosen dan Ketua ESG SBM ITB, “Penghargaan Avirama Nawasena adalah puncak dari rangkaian kegiatan ESG, khussusnya dalam peringatan 20 tahun berdirinya SBM ITB. Penghargaan ini mengakui organisasi dan individu yang memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi masa depan yang berkelanjutan. Kegiatan penilaian dilaksanakan untuk menilai kandidat secara keseluruhan terhadap komitmen keberlanjutan yang dilakukan pada hari Rabu (10/01) melalui pertemuan Zoom.
Kategori penghargaan dibagi menjadi dua kategori utama. Kategori lembaga meliputi inovasi produk yang berkelanjutan, inovasi layanan berkelanjutan, inovasi berkelanjutan dalam rantai pasokan, serta organisasi, dan dukungan sumber daya manusia untuk keberlanjutan, inovasi dalam perubahan sosial, dan inovasi dalam penciptaan pelaporan berkelanjutan. Sementara itu, dalam kategori individu, terdiri dari inovasi dalam penciptaan produk berkelanjutan, inovasi dalam pelayanan berkelanjutan, dan inovasi dalam dampak perubahan sosial.
Para juri terdiri dari profesional, akademisi, pebisnis, serta alumni. Dalam acara ini, SBM-ITB juga bekerja sama dengan Emil Salim Institute dan Detikjabar untuk membangun penilaian yang komprehensif. Penilaian terbagi dalam dua sesi yaitu sesi pagi dan sesi siang.
Lembaga dan/ atau individu yang menghadiri penjurian berasal dari berbagai bidang terutama mereka yang bergelut pada masalah sosial atau lingkungan, membuat dampak pada bumi ini serta berkontribusi pada sosial-ekonomi masyarakat.
Para kandidat berasal dari organisasi non pemerintah, bisnis individu atau bagian bisnis dari pemerintag seperti PT. PLN NUSANTARA Cirata, Pupuk Indonesia, Adaro Indonesia, Astra International, Waste4Change, Wisnu Foundation, Mitra Bali Fair Trade, Javara, Amartha, Efishery, dan Kategori Individu seperti Rendy Aditya Wachid dari Parongpong Recycle dan Waste Lab, Efishery, Gamal Albinsaid, Seorang inisiator kesehatan sosial, Tri Mumpuni Wiyatno, dan lain-lain.
Kandidat memberikan yang terbaik untuk mempresentasikan inisiatif mereka, memberikan kesan kuat pada para juri. Pemenang penghargaan Avirama Nawasena akan diumumkan pada 18 Januari 2024, bersama-sama dengan perayaan ulang tahun SBM ITB yang bertajuk Indonesian Business Sustainability Towards ESG: Challenges and Implementation, yang akan disekenggarakan di ITB Kampus Jakarta.
Sementara itu Dekan SBM ITB, Prof. Ignatius Pulung, menambahkan, “SBM ITB berkomitmen untuk leading sebagai sekolah bisnis yang berupaya untuk mengintegrasikan prinsip -prinsip ESG secara komprehensif, dengan fokus mempromosikan keadilan, inklusif, membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan, dan melestarikan lingkungan untuk generasi mendatang”. “Kami sangat bangga, apalagi ITB juga menempati ranking 1 di Indonesia menurut QS Ranking international untuk aspek sustainability, dan kami SBM ingin berkontribusi dan terus memberikan impak sosial”.