Two heads are better than one” merupakan salah satu analogi yang dipegang oleh Prof. Yasuo Sasaki guru besar Universitas Gakushuin, Jepang, yang berkesempatan mengisi kuliah tamu “Konfrontasi dan Kolaborasi” di SBM ITB pada Rabu (28/2). Yasuo adalah seorang guru besar yang ahli dalam bidang Game theory.
Siapa sangka bahwa suatu pengambilan keputusan butuh knowledge distribution agar memaksimalkan benefit yang didapatkan oleh dua entitas atau lebih. Distributed knowledge didefinisikan saat orang A mengetahui informasi X, dan orang B mengetahui informasi Y. Sehingga saat digabungkan, kedua informasi tersebut akan menghasilkan informasi baru. Informasi yang didapatkan saat dua entitas atau lebih bergabung, dapat berupa solusi yang baru untuk suatu permasalahan dan dapat membantu para pengambil keputusan.
“Apabila dua orang atau lebih mengkombinasikan pengetahuan yang mereka miliki, maka akan ada pengetahuan baru yang dapat tercipta,” kata Yosuo.
Sebagai contoh, si A bisa menggunakan excel, dan si B bisa mahir dalam akuntansi. Akan tetapi diantara keduanya tidak ada yang bisa membuat reporting. Apabila keduanya berkolaborasi maka akan mendapatkan laporan keuangan yang baik sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengambilan keputusan selanjutnya.
Memang hal tersebut sangat lumrah terjadi, di mana saat beberapa orang berkolaborasi atau membagikan pengetahuan yang mereka miliki akan berdampak positif bagi setiap entitas. Akan tetapi apabila dikulik lebih mendalam lagi, banyak hal yang dapat dipelajari. Bahwa banyak strategi yang dapat dimodelkan sebelum mengambil suatu keputusan.
Menurut Yosuo, ada beberapa skenario yang tercipta dengan adanya distribusi pengetahuan ini. Dari skenario tersebut dapat dilihat benefit dan resiko yang akan diterima oleh sang pengambil keputusan.
Oleh karena itulah perlu adanya analisis skenario, sehingga dapat ditemukan suatu keputusan dengan benefit yang maksimal dan risiko yang kecil.
Pelajaran ini sangat dibutuhkan untuk menganalisis bagaimana cara mereka mendistribusikan pengetahuan mereka dan berkolaborasi. Pada era kolaborasi ini, knowledge share dan knowledge transfer merupakah hal yang harusnya sangat biasa terjadi di setiap kegiatan sebelum pengambilan keputusan dilakukan.