Hugh Edmiston, Senior Vice President Singapore Management University (SMU), mengatakan perubahan pada pendidikan tinggi menghadirkan tantangan yang signifikan karena beragam kepentingan yang harus diseimbangkan oleh universitas.
“Universitas bukanlah bisnis. Tetapi kita harus lebih berorientasi pada bisnis di masa depan,” kata Edmiston usai mengisi kuliah tamu di SBM ITB pada Kamis (14/3).
Salah satu tantangan penting adalah dampak bisnis terhadap kebebasan akademis. Peneliti semakin diharapkan untuk fokus memecahkan masalah industri daripada mengejar minat akademis masing-masing. Selain itu, universitas diharapkan dapat mengatasi masalah sosial, yang semakin memperumit keseimbangan antara memenuhi tuntutan perubahan dan menjaga integritas akademis. Dan universitas di seluruh dunia menghadapi tantangan serupa.
“Semua orang ingin melihat anak-anak bahagia,” kata Edmiston menyoroti tujuan universal kampus untuk memastikan kepuasan dan kesuksesan mahasiswa.
Kuliah Edmiston di SBM ITB berfokus pada kepemimpinan perubahan dalam pendidikan tinggi, sekaligus sebagai kunjungan untuk memperkuat hubungan antara ITB dan SMU. Ia menyoroti kualitas yang harus dimiliki pemimpin untuk membuat perubahan. Pengalaman, rekam jejak yang terbukti, keterbukaan terhadap kesalahan, kejujuran, dan kemauan untuk mendengarkan adalah beberapa kualitas yang Edmiston sebutkan. Dia juga menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan, karena pemimpin yang tampak ragu-ragu dapat menimbulkan keraguan di antara anggota tim.
Salah satu perbedaan budaya yang diamati Edmiston adalah perilaku pengambilan risiko. Orang Inggris memiliki keinginan lebih besar untuk mengambil risiko dibandingkan dengan orang Singapura yang sering meminta lebih banyak data sebelum mengambil keputusan. Dia menekankan pentingnya strategi manajemen perubahan berdasarkan konsensus, yang dipengaruhi oleh selera risiko para pengambil keputusan.
Menurut Edmiston, manajemen perubahan yang berhasil adalah manajemen yang memiliki visi yang jelas dan melibatkan semua pemangku kepentingan yang relevan. Pemimpin harus mengkomunikasikan manfaat perubahan untuk mendapat dukungan.
Selama proses perubahan, para pemimpin harus melatih tim mereka dalam alat dan teknik manajemen perubahan serta meminta pertanggungjawaban atas hasil implementasi. Perubahan yang berhasil harus dirayakan, sementara yang kurang berhasil harus dievaluasi.