Lanskap bisnis saat ini mengalami perubahan signifikan karena digitalisasi, dengan banyak startup bermunculan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan mapan di berbagai industri. Startup berbasis digital banyak bermunculan, memanfaatkan persaingan dan peluang. Perusahaan-perusahaan yang sudah mapan sekarang menyadari bahwa startup telah menjadi pesaing mereka.
“Hilton misalnya, tidak hanya bersaing dengan Hyatt, Marriott, Pullman, atau hotel lainnya, tetapi juga dengan Airbnb,” kata Eddi Danusaputro, CEO BNI Ventures, menggambarkan industri perhotelan sebagai contoh. Eddi berkesempatan menjadi dosen tamu pada kelas Risiko Bisnis dan Modal Ventura di SBM ITB, Bandung (21/3).
Menurut Eddi, startup kini memiliki kesempatan untuk berkembang, dan modal ventura/venture capital (VC) memanfaatkan peluang ini dengan berinvestasi pada mereka. VC berperan sebagai investor dalam startup, menyediakan pendanaan dengan membeli saham perusahaan untuk mendukung operasi dan pertumbuhannya. Karenanya, startup kini berlomba mencari VC untuk menjadi investor mereka.
Namun demikian, investor kini menjadi lebih selektif dalam memutuskan ke mana mereka berinvestasi. Eddi memberikan gambaran tentang bagaimana VC menilai sebuah startup untuk investasi dengan mempertimbangkan enam faktor utama: tim pendiri, potensi pasar, konsep bisnis, persaingan pasar, traksi, dan kesesuaian strategis.
Setiap faktor ini memainkan peran penting dalam menentukan arah bisnis tersebut. Kombinasi dari para pendiri, model bisnis, dan kesesuaian strategis penting untuk mendukung eksekusi dan pertumbuhan bisnis yang sukses.
Eddi juga menekankan bahwa VC berfokus pada metrik khusus pada setiap tahapan bisnis. Pada tahap awal, mereka memprioritaskan tim pendiri, sementara pada tahap pertumbuhan, mereka fokus pada traksi bisnis. Eddi menekankan pentingnya memiliki pendiri yang tepat dengan visi yang sama, dengan peran yang spesifik.
“Pasar bisa berubah, lingkungan bisnis bisa berubah, tetapi pendiri tetap sama. Yang penting adalah bagaimana mereka menavigasi lingkungan yang dinamis.”
Pada akhir sesi kelas, Eddi terlibat dalam sesi diskusi dengan para mahasiswa, membuat kuliah menjadi interaktif dan memberikan wawasan, meningkatkan pemahaman para mahasiswa tentang lingkungan bisnis saat ini.