Kebutuhan akan organisasi mahasiswa bagi mahasiswa magister seringkali terabaikan. Menyadari pentingnya hal tersebut, Dwi Larso, Associate Professor SBM ITB, bersama beberapa mahasiswa Magister Business Administration (MBA), menginisiasi rencana mendirikan Asosiasi Mahasiswa MBA ITB (ASOMBA). Organisasi kemahasiswaan ini resmi didirikan pada 12 November 2015, dengan Rangga Muslim sebagai presiden pertamanya.
Beberapa tahun setelah lulus, Rangga kembali terpanggil untuk merintis organisasi MBA, kali ini untuk alumninya. Pada 11 Juni 2021, Rangga resmi dilantik sebagai ketua pertama Ikatan Alumni MBA (IA-MBA ITB).
“Nggak ada yang gak saya suka dari kuliah di MBA ITB,” kata Rangga saat diwawancarai pada Kamis (20/4).
Berlatar belakang komunikasi visual, Rangga merasa karirnya membutuhkan sesuatu yang berbeda untuk berkembang. Saat ditawari posisi sebagai creative director, Rangga memutuskan untuk mengikuti program MBA Entrepreneurship. Baginya, bertemu dengan mahasiswa dan dosen dari berbagai latar belakang merupakan hal favoritnya selama masa studi di MBA ITB.
Usai dilantik sebagai presiden ASOMBA pada 2015, Rangga bertekad untuk membangun fondasi yang kuat bagi organisasi yang baru didirikan.
“Program utama saya di ASOMBA adalah menciptakan jaringan komunikasi.”
Beberapa media komunikasi seperti grup LINE, website, dan akun Instagram dibentuk untuk memudahkan pertukaran informasi antar anggota ASOMBA. Rangga menegaskan, organisasi yang kuat adalah organisasi yang anggotanya saling terhubung.
“Buat apa ada program bagus-bagus kalau gak ada yang tahu?” ujarnya.
Selain menjadi ketua himpunan mahasiswa, Rangga juga berperan sebagai mentor akademik bagi rekan-rekannya. Selama menjadi mentor, ia merasa sulit menjangkau alumni yang memiliki keahlian khusus untuk memfasilitasi diskusi tertentu. Sementara Ikatan Alumni (IA-SBM) yang ada dianggap tidak dapat mewakili kebutuhan MBA.
Dari sinilah kemudian wacana pembentukan ikatan alumni MBA-SBM ITB dimulai. Kemudian untuk memenuhi kebutuhan hubungan alumni, Nurlaela “Lala” Arief , Ketua Divisi Komunikasi, Admisi, dan Hubungan Industri SBM ITB, memprakarsai berdirinya IA-MBA pada tahun 2021. Rangga terpilih menjadi ketua pertama.
“Saya mau bikin kegiatan untuk alumni terutama untuk alumni baru lulus. Apalagi Entre [lulusan MBA Entrepreneurship], butuh jaringan banget buat bangun bisnis.”
Saat ini IA-MBA memiliki beberapa grup chat alumni di WhatsApp dan Telegram yang beranggotakan ratusan alumni. Hingga saat ini, IA-MBA terus berbagi konten terkait industri seperti tren pasar, lowongan kerja, seminar, dan hasil penelitian bisnis dengan grup chat alumni. Pada saat yang sama, IA-MBA juga rutin mengadakan acara edukasi dan networking. Kedepannya, Rangga bercita-cita memiliki database alumni MBA dan Sarjana Ilmu Manajemen (SM) yang terintegrasi.
“Saya ingin ada sinergi antara mahasiswa S2″, katanya.
Rangga membanggakan bahwa civitas SBM, khususnya MBA, memiliki potensi kolaborasi yang sangat besar. Secara pribadi, ia yakin kolaborasi antara alumni MBA dan SM akan berdampak secara nasional bagi Indonesia.
“Siapapun yang ingin explore [peluang tersebut], saya sangat open,” sambut Rangga.
Setelah masa jabatannya berakhir pada tahun 2025 nanti, Rangga berharap alumnus MBA asal Jakarta bisa menjadi penggantinya. Ia menyayangkan alumni MBA Jakarta yang selalu terpisah setelah lulus. Ketua alumni dari kampus Jakarta bisa menjadi cara untuk merangkul alumni Jakarta dan memastikan konektivitas mereka.