Jiwa wirausaha menjadi kunci penting dalam menghadapi masa depan Indonesia. Hal ini menjadi sorotan dalam acara Artha Sandbox yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Kewirausahaan (IMK) “Artha” ITB di Bandung, Jumat (26/03), yang mengusung tema “Frontiers of Entrepreneurial Ecosystem Services.”
Acara ini menghadirkan empat pembicara, yaitu Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso, Program Head NUS Enterprise Summer/Winter Program in Entrepreneurship Singapore Claire Cheong, Business Ecosystem External Lead NSEI (Paragon Corp) Hendrasyah Aditya, dan Prof. Ir. Togar M. Simatupang dari SBM ITB. Mereka membahas pentingnya sosok pemimpin berjiwa kewirausahaan dalam membangun Indonesia Maju 2045.
Dwi Larso membahas tentang visi Indonesia Maju 2045 yang perlu didukung oleh peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Dengan target 250 ribu wirausaha per tahun atau setara dengan 25%, ia berharap Indonesia dapat mencapai pendapatan per kapita $45.000 pada tahun 2045. Ia mengajak mahasiswa untuk berani berbisnis.
“Jangan takut jika bisnis kalian gagal, bisnis gagal itu wajar, selama ada orangnya pasti bisa maju lagi,” ujar Dwi Larso.
Dia menekankan bahwa bonus demografi saat ini dapat menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk menghasilkan karya inovatif. Namun juga menjadi ancaman jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Sementara itu, Claire Cheong berbagi pengalaman bahwa jiwa wirausaha dapat ditemukan melalui berbagai latihan, seperti yang ditemui dalam program beasiswa National University of Singapore (NUS) dan Block71. Sejalan dengan visi NUS, program tersebut bertujuan mengubah paradigma untuk menarik individu yang memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat memberikan kontribusi dalam menyelesaikan isu-isu nasional maupun global.
Hendrasyah Aditya menceritakan, kolaborasi antara MIT Reap dan Paragon Corporation menemukan bahwa masyarakat Indonesia cenderung takut untuk berbisnis. Padahal, berbisnis sangat penting dalam membuka jaringan global, menciptakan lapangan kerja baru, dan mengembangkan ekonomi daerah.
Adapun menurut Prof. Togar, ekosistem kewirausahaan terdiri dari tiga elemen penting: startups, organisasi pendukung, dan layanan. Ia menekankan pentingnya manusia wirausaha dengan kompetensi yang berani dan mahir di bidangnya.