Dosen dari Kelompok Keahlian Operasi dan Manajemen Produksi (KK OPM) SBM ITB bekerja sama dengan Dinas Koperasi Kepulauan Bangka Belitung sukses menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari tanggal 1 hingga tanggal 3 Juli 2024 bertempat di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM (PLUT-KUMKM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman konsultan dan pendamping UMKM tentang pentingnya analisis pemborosan, penerapan konsep 5S, dan identifikasi serta pengelolaan bottleneck dalam proses produksi.
Kegiatan yang dihadiri lebih dari 25 peserta ini dibuka oleh Ketua KK OPM, Prof. Dermawan Wibisono. Dalam sambutannya, Prof. Dermawan menyampaikan pentingnya penerapan analisis pemborosan dan efisiensi produksi dalam meningkatkan daya saing UMKM di era modern ini. Prof. Dermawan menyatakan, “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis tetapi juga aplikasi praktis yang dapat langsung diterapkan oleh UMKM. Dengan demikian, UMKM dapat lebih berdaya saing dan berkontribusi positif terhadap perekonomian lokal.”
Analisis Pemborosan
Dalam sesi pertama, para peserta diberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya analisis pemborosan. Materi yang disampaikan mencakup jenis-jenis pemborosan yang umumnya terjadi dalam bisnis serta solusi yang dapat dilakukan untuk menangani pemborosan tersebut. Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan beberapa framework untuk melakukan analisis pemborosan, seperti FMEA — failure mode and effects analysis, dan diagram fishbone. Dengan pemahaman ini, para pelaku usaha diharapkan dapat menerapkan proses operasional yang efektif dan efisien.
Penerapan 5S
Pada sesi kedua, konsep 5S diperkenalkan kepada para peserta. 5S yang terdiri dari Seiri (Sort), Seiton (Set in order), Seiso (Shine), Seiketsu (Standardize), dan Shitsuke (Sustain) adalah metode yang efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih teratur dan efisien. Melalui simulasi dan praktik langsung, peserta diajak untuk menerapkan 5S di rumah dan tempat kerja mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.
Identifikasi dan Pengelolaan Bottleneck
Sesi terakhir fokus pada pengenalan konsep bottleneck dalam proses produksi. Bottleneck adalah titik dalam proses yang menghambat aliran kerja dan mengurangi efisiensi keseluruhan. Peserta diajak untuk mengidentifikasi bottleneck dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam konteks produksi skala kecil, serta diberikan solusi praktis untuk mengelola dan mengurangi dampak dari bottleneck tersebut.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi tinggi dari pendamping dan konsultan UMKM. Salah satu peserta, Rifqi, menyatakan, “Saya sangat terbantu dengan pengetahuan baru yang saya peroleh tentang analisis pemborosan, bottleneck dan penerapan 5S. Ini akan sangat bermanfaat bagi keluarga dan komunitas kami.”
Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini, diharapkan dapat mendorong perubahan positif dalam pola pikir dan kebiasaan UMKM di provinsi Bangka menuju bisnis berkelanjutan.