SBM ITB mendorong para mahasiswanya untuk mengikuti Swiss Innovation Challenge ASEAN (SIC ASEAN) 2024. Program ini hasil kerja sama SBM ITB dengan FHNW Switzerland.
Swiss Innovation Challenge ASEAN adalah kompetisi inovasi yang mencakup proyek, konseptualisasi, dan tahapan startup serta bisnis yang sudah mapan. Kompetisi ini terbuka untuk bisnis, organisasi non-profit, dan individu.
“Kolaborasi antar universitas ini mendukung pertumbuhan dan perkembangan di Indonesia, memberikan nilai kolaborasi sukses dengan nilai masa depan yang mendukung tantangan peserta,” kata Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME., dalam pembukaan SIC ASEAN 2024 pada Rabu (27/6).
Perwakilan FHNW, Prof. Dr. Rolf-Dieter Reineke mengatakan, tujuan diadakannya SIC ASEAN 2024 adalah untuk perkembangan lingkungan regional.
“Ini melalui promosi kegiatan, kolaborasi lintas sektor, perkembangan serendipity, investasi, dan sumber inovasi,” kata Reineke.
Ketua Panitia SIC ASEAN 2024 Prawira Frajarindra Belgiawan SIC ASEAN 2024 bukan hanya kompetisi.
“Inovasi ini bukan sekadar ide baru, tetapi juga pelaksanaan yang pasti dengan dampak nyata,” ujarnya.
Kompetisi inovasi SIC ASEAN 2024 ini berlangsung dari 27 Juni 2024 hingga 7 Desember 2024, dengan mencakup berbagai acara. Seperti business coaching, seminar bisnis, promosi kompetensi di acara pitching, umpan balik komprehensif, dan peluang jaringan dengan total hadiah sebesar USD 9.500.
Setelah kick-off, acara dilanjutkan dengan seminar singkat dari Leo Aldianto, Head of Entrepreneurship and Technology Management Expertise Group SBM ITB, mengenai “Formulating Technology-Ready and Fit-to-Market Innovation.” Dia menjelaskan perbedaan antara inovasi dan penemuan.
“Penemuan adalah menciptakan solusi untuk masalah dengan hasil teknologi, sementara inovasi adalah eksploitasi ekonomi dari penemuan ketika penemuan dipasarkan dan dibeli,” kata Leo.
Sebagai contoh, Karla Bionics, pemenang SIC ASEAN sebelumnya, mengembangkan prostetik terjangkau bagi difabel, mencerminkan bahwa perkembangan teknologi harus sejalan dengan kemudahan akses bagi difabel.
“Difabel bukan orang yang sulit, melainkan orang pintar yang membutuhkan cara yang berbeda saja,” kata Arief Indra Muharam, CEO Karla Bionics.
SIC ASEAN 2024 sendiri berusaha mendukung mahasiswa untuk bersenang-senang dalam mencari perjalanan yang berwawasan melalui inovasi yang berdampak pada masyarakat