Melanjutkan studi merupakan langkah strategis bagi banyak profesional yang ingin memperdalam pengetahuan, memperluas jaringan, dan meningkatkan keterampilan khusus dalam bidang mereka. Dengan mengejar gelar pascasarjana seperti MBA (Master of Business Administration) atau MSc (Master of Science), individu dapat membuka peluang karir yang lebih luas dan mendapatkan kredibilitas yang lebih tinggi di mata industri.
Mengejar gelar magister telah menjadi pilihan populer di kalangan professional. Di antaranya bagi Augustine Sally, seorang profesional di bidang konsultan, Bthari Ayeisha, pemilik Wangsa Kemang cafe; Ardhi Ridwansyah dari Markplus; Nadhira Mahdyani, dan Adrian Ariatin, Ketua IIkatan Alumni Sains Manajemen SBM ITB (IA-SM ITB). Mereka berbagi pengalaman saat mengisi webinar Entrepreneurial Marketing Forum Episode 11 pada Kamis, 13 Juni 2024.
Bagi Augustine, memiliki keterampilan eksekusi strategi dan pengambilan keputusan yang lebih luas saat bekerja di perusahaan adalah hal krusial. Pendidikan MBA dianggap mampu memberikan pemahaman yang mendalam mengenai aspek-aspek strategis yang diperlukan dalam menjalankan bisnis dan mengambil keputusan yang tepat.
Sementara Bthari memulai karirnya sebagai profesional selama empat tahun sebelum mendirikan bisnis kafe Wangsa di Kemang. Ia merasa bahwa pengetahuannya dalam lingkup bisnis masih terbatas dan ingin memperluas wawasan. Melalui MBA, ia berharap dapat memperdalam pengetahuannya baik sebagai seorang profesional maupun wirausahawan, sehingga mampu menghadapi tantangan bisnis dengan lebih baik.
Bagi Adrian, dibandingkan dengan MSc, MBA memiliki fokus yang berbeda. MBA lebih menekankan pada jaringan dan ilmu praktis yang relevan dengan dunia bisnis. Banyak teori dan alat yang dipelajari di MBA sangat berguna dalam penyelesaian masalah nyata.
Sebaliknya, MSc atau program seperti Doktor Sains Manajemen lebih menekankan pada teori yang mendalam dan langkah-langkah akademis yang terstruktur. Kedua program ini saling melengkapi dan memberikan perspektif yang berbeda dalam memahami dan menyelesaikan masalah bisnis.
Kurikulum MBA sangat praktis dan banyak melibatkan praktisi atau profesional yang sudah berpengalaman di bidangnya. Misalnya, dalam mempelajari supply chain dan financial control, penekanan pada aspek-aspek yang mempengaruhi bisnis diterapkan langsung ke kasus nyata, seperti dalam bisnis kafe. Teori yang dipelajari di MBA tidak hanya sekadar pengetahuan, tetapi juga diimplementasikan dalam bisnis.
Salah satu tantangan dalam menjalani MBA adalah bagaimana membagi waktu antara tugas-tugas MBA dengan pekerjaan utama dan bisnis. Selain itu, MBA membantu membuka pikiran mengenai berbagai hal, serta mendorong pembuatan strategi dan pengambilan keputusan yang lebih berbasis data dan analisis.
Program MBA memiliki struktur teratur dan terorganisir. Meskipun biayanya mahal, program yang baik akan membantu belajar dengan cepat dan efisien. Memanfaatkan kurikulum yang praktis dan terstruktur akan mempercepat proses pembelajaran serta memastikan pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep bisnis.
Selain itu, penting untuk tidak hanya fokus pada kurikulum atau teori, tetapi juga berpikir secara luas untuk menambah koneksi. Koneksi yang dibangun selama program MBA bisa menjadi aset berharga di masa depan, membantu dalam berbagai aspek bisnis dan karir.
Berpikir kreatif dalam memanfaatkan koneksi ini dapat membuka peluang baru dan membantu menghadapi berbagai tantangan bisnis dengan lebih efektif. Dengan demikian, program MBA yang terstruktur dan pemanfaatan koneksi secara kreatif akan memberikan keuntungan yang signifikan dalam pengembangan karir dan bisnis.
MBA ITB juga memiliki jurusan baru yakni Entrepreneurial Marketing. Jurusan baru ini menetapkan standar etika yang tak tergoyahkan untuk memberdayakan individu dalam menghadapi tantangan bisnis modern.
Program ini dirancang untuk memicu pemikiran kreatif dan memperjuangkan semangat kewirausahaan, memberikan mahasiswa keterampilan dan wawasan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin inovatif. Selain itu, jurusan ini mendorong perbaikan tanpa henti dalam semua aspek pembelajaran dan praktik bisnis, memastikan lulusan selalu berada di garis depan perubahan industri.
Dalam program ini, SBM ITB menekankan pentingnya konsep ‘genre baru’ dari Entrepreneurial Marketing, yang membahas lanskap bisnis saat ini dengan pola pikir individu, pendekatan bisnis, dan eksekusi pemasaran yang inovatif. Dengan demikian, mahasiswa akan siap untuk menghadapi dan mengatasi tantangan.