Indonesia  telah menjadi bagian penting dari Tokyo Institute of Technology (Tokyo Tech), universitas riset nasional yang terlekat di Greater Tokyo Area, Jepang. Hal itu tercermin dalam pertemuan alumni ITB yang digelar oleh Tokyo Tech di Auditorium SBM ITB di Bandung (16/8). Pertemuan ini mengumpulkan alumni dari semua departemen dan semua angkatan progrma kerjasama Tokyo Tech-ITB hingga angkatan 2020.

 Presiden Tokyo Institute of Technology, membuka pertemuan dengan membahas masa depan pendidikan tinggi di bidang sains dan teknologi. 

“Kami memperbarui fokus penelitian kami setiap dua tahun,” kata Kazuya, menekankan pentingnya adaptasi yang terus-menerus.

Saat ini, institut ini memfokuskan penelitiannya pada tiga prioritas penelitian, yaitu elemen generasi baru, ilmu energi terintegrasi, dan sistem masyarakat digital. Bersama ITB, Tokyo Tech berharap dapat melakukan penelitian bersama, terutama dalam pengembangan perangkat dan sistem masyarakat digital.

Selain bidang penelitian prioritas, Tokyo Tech juga memiliki tiga bidang penelitian strategis yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat di masa depan. Bidang-bidang tersebut meliputi ilmu hayati holistik, infrastruktur sosial berkelanjutan, dan sistem fisik serta sosial siber. Bidang strategis ini selaras dengan rencana strategis SBM ITB yang fokus pada keberlanjutan.

Sebagai sebuah institut teknologi, Tokyo Tech menyadari pentingnya akan berinvestasi dalam teknologi terbaru. Pada tahun 2024, Tokyo Tech meresmikan superkomputer TSUBAME 4.0. 

Superkomputer ini dioperasikan dan dikelola oleh Global Scientific Information and Computing Center (GSIC) dari Tokyo Institute of Technology. TSUBAME 4.0 memiliki kinerja kalkulasi teoretis sebesar 952 PFlops dan diharapkan menjadi superkomputer terbesar di Jepang.

Keseimbangan gender adalah aspek penting lainnya dari masa depan Tokyo Tech. Dalam bidang yang didominasi pria, program rekrutmen khusus wanita telah didirikan untuk memastikan bahwa sudut pandang yang beragam hadir dalam perkembangan Tokyo Tech. Dan mulai Oktober 2024, Tokyo Tech dan Tokyo Medical and Dentistry University (TMDU) akan bergabung menjadi Institute of Science Tokyo.

Profesor Masu menutup sesi dengan menjelaskan komitmen Tokyo Tech terhadap mahasiswa internasional dengan menyatakan bahwa institut baru ini akan menyediakan lebih banyak program berbahasa Inggris.  

“Kami hanya akan merujuknya [nama insititut] dengan singkatan bahasa Inggris, bukan singkatan bahasa Jepang,” katanya dalam rangka memudahkan rekognisi internasional.

Kontributor: Muhammad Lauda, MBA YP 69