Perencanaan pensiun yang bijaksana dan berkelanjutan semakin mendesak bagi para pekerja. Menurut Direktur PT Astra Agro Lestari, Tbk, Djap Tet Fa, mempersiapkan masa pensiun dengan bijaksana sebagai salah satu bentuk kearifan hidup. 

“Masa pensiun bukan hanya soal menikmati hasil jerih payah, tetapi juga tentang kesiapan finansial dan mental dalam menghadapi fase kehidupan yang baru,” ujar Djap Tet Fa saat mengisi Human Capital Management Talks yang diselenggarakan SBM ITB di Jakarta pada Kamis, 3 Oktober 2024. 

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 50 perwakilan pimpinan HRD dari berbagai perusahaan ternama di Indonesia yang menjadi mitra SBM ITB. Diskusi diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai pentingnya transformasi organisasi yang memanfaatkan potensi sumber daya manusia, terutama melalui pemberdayaan perempuan sebagai pemimpin, serta mendorong strategi pensiun dan pendidikan yang berkelanjutan dan relevan dengan perkembangan zaman.

Dosen SBM ITB yang juga investor, Erman Arif Sumirat, mendorong investasi saham sebagai salah satu instrumen persiapan pensiun yang efektif. Ia menekankan pentingnya berinvestasi sejak dini untuk melawan inflasi dan mempertahankan nilai aset di masa depan. 

“Lawan kita bukan hanya biaya hidup sehari-hari, tapi juga inflasi,” jelasnya.

Eko P. Pratomo, seorang perencana keuangan dan praktisi investasi , menambahkan bahwa idealnya, persiapan pensiun harus dimulai pada usia 20 tahunan. Eko menekankan perlunya kesadaran dini dalam merencanakan pensiun. 

“Jika baru menyadari pentingnya pensiun pada usia 35 tahun, itu sudah terlambat,” kata Eko.

Kontributor: Erwin Josua, EMBA 2021