Indonesia hari ini mengalami berbagai macam peningkatan dalam produk domestik bruto (PDB), angka harapan hidup, tingkat keberdayaan perempuan dalam bekerja, digitalisasi serta hal lainnya. Perkembangan ini disebabkan oleh kemajuan dan tren yang ada.
Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa hal ini akan menimbulkan guncangan perubahan dan akan terus berjalan dalam beberapa waktu ke depan. Dan manusia rasanya tidak akan langsung berubah secara sekaligus.
Untuk itu, penting mempersiapkan manusia masa depan tetap relevan dengan kepentingan dan kebutuhan industri hari ini. Kapasitas manusia untuk adaptif adalah hal yang penting dalam dunia modern.
“Banyak pekerjaan beralih sebagai dampak dari penerapan program dan teknologi. Walaupun berbagai profesi akan terdampak, kita pun harus melihat dari sisi lainnya,” kata Engagement Manager dari Mckinsey & Company Indonesia, Indiana Jusi, saat berbicara dalam diskusi bertajuk Human Capital Management Talks di Jakarta pada Kamis (3/10). “Zaman yang baru juga menciptakan berbagai kesempatan dalam industri lewat pekerjaan pengganti ataupun pekerjaan baru. Di mana ada sektor baru yang berkembang, di sana akan ada kebutuhan akan pekerjaan yang baru.”
Menurut Jusi, volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas (VUCA) belakangan terasa sangat cepat. Megatren yang jarang terlihat muncul di permukaan.
VUCA tersebut membawa tantangan bagi insitusi pendidikan, yaitu bagaimana mengelola proses pendidikan hari ini agar tetap siap menjawab tantangan dan membangun masa depan. Maka dibutuhkan kolaborasi antara dunia akademik dengan industri agar dapat terus relevan.
Jusi mencontohkan kolaborasi antara Nanyang Technological University dengan Master Card. Kolaborasi ini menciptakan pendidikan relevan dengan kebutuhan dalam masyarakat.
Head of People and Knowledge Management Expertise Group SBM ITB, Donald Crestofel Lantu, S.T, MBA, Ph.D. pun mengatakan bahwa permasalahan saat ini bukan seberapa besar pengetahuan dan pendidikan yang diberikan oleh universitas. Tetapi soal bagaimana lembaga pendidikan dapat mengisi kekosongan yang berasal dari kebutuhan industri. Kondisi di hilir hari ini yang terlihat adalah banyaknya penduduk tetapi talenta yang dapat diterima oleh perusahaan sedikit.
“Setiap industri maupun perusahaan memiliki karakter yang berbeda-beda dalam melakukan proses bisnisnya. Tantangan yang dihadapi institusi pendidikan adalah bagaimana organisasi bisa mendidik sumber daya manusia yang relevan dengan industri,” kata Donald. “Untuk itu, dalam pembentukkan kurikulum, kolaborasi dan sinergi antara dunia pendidikan bersama industry merupakan kunci penting untuk menjawab tantangan masa depan. Karena proses penciptaan nilai tidak dibuat hanya dari satu tempat saja. Dengan kolaborasi dan sinergi, diharapkan talenta unggul dapat tercipta untuk Indonesia Emas 2045.”