Presiden Direktur PT. Anugerah Pharmindo Lestari (APL) Christophe Piganiol, mengatakan inisiatif bisnis keberlanjutan harus dimulai dari diri sendiri. Hal itu ia sampaikan saat mengisi kuliah tamu Business Ethic Law and Sustainability di Amphiteater 1 Gedung MBA ITB pada Jumat (11/10).
“Keberlanjutan dimulai dari hati kita, dari saya. Jangan menunggu orang lain untuk melakukannya lebih dulu, lakukan saja meskipun, hanya berupa tindakan kecil seperti memisahkan sampah organik dan anorganik,” ucapnya.
Piganiol mengakui bahwa banyak perusahaan menganggap bahwa hanya perusahaan besar yang bisa menjalankan inisiatif keberlanjutan. Akibatnya banyak perusahaan ingin melangkah menuju keberlanjutan, tapi tidak tahu harus mulai dari mana.
“Terkadang, perusahaan merasa ini (keberlanjutan) hanya untuk negara maju atau perusahaan kaya. Ini tantangan yang sering menyebabkan mereka menunda tindakan,” jelasnya.
Piganiol menjelaskan bahwa APL telah mengintegrasikan keberlanjutan dalam strategi bisnis mereka. APL terus berusaha meningkatkan hasil kesehatan masyarakat, mengembangkan talenta melalui program pendidikan, serta berkomitmen terhadap lingkungan dengan penerapan teknologi panel surya dan kendaraan listrik. Selain itu, APL juga menetapkan standar integritas tertinggi dengan melaksanakan Pekan Integritas dan mematuhi standar ISO 27000 dalam hal keamanan informasi.
Jalal, Ketua Dewan Penasihat Social Investment Indonesia, menjelaskan, prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dan keberlanjutan punya sudut pandang yang berbeda. Keberlanjutan fokus pada dampak perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat, sementara ESG melihat bagaimana perusahaan mengelola isu-isu ini agar tidak memengaruhi kinerja keuangan. ESG, kata Jalal, telah menjadi kerangka penting dalam keuangan berkelanjutan, terutama di industri keuangan, di mana integrasi ESG dapat membantu perusahaan mengelola risiko.
Jalal juga menekankan bahwa Social Return on Investment (SROI) merupakan alat yang paling tepat untuk mengukur keberhasilan investasi sosial perusahaan. Melalui prinsip dan tahapan SROI, perusahaan dapat menilai dampak positif yang mereka berikan kepada masyarakat dan komunitas. Langkah-langkah seperti penilaian materialitas, tata kelola yang baik, strategi yang tepat, serta pelaporan dan pengukuran kinerja yang transparan, menurut Jalal, merupakan langkah penting bagi perusahaan untuk mencapai keberlanjutan yang menyeluruh dan berdampak positif bagi bisnis serta lingkungan.