Data lebih dari sekadar catatan peristiwa. Data adalah catatan takdir, yang menghubungkan pola-pola alam dengan pemahaman manusia.
“Dengan mengikuti data, kita belajar melihat data sebagaimana adanya,” kata pakar pemodelan statistika, Prof. Drs. Nur Iriawan, MIKomp., Ph.D. dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, saat mengisi mata kuliah tamu Quantitatve Research Methodology pada mahasiswa program Magister Sains Manajemen (MSM) di SBM ITB (22/10).
Prof Iriawan memulai kelas tersebut dengan membahas filosofi data. Menurut Iriawan, pendekatan berbasis data telah mengubah dunia bisnis dan riset. Lewat teknik pemodelan statistik, Prof Iriawan berbagi pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara memanfaatkan data untuk pengambilan keputusan yang optimal.
Data, menurut Prof Iriawan, pertama-tama menjadi informasi, yang kemudian berkembang menjadi pengetahuan, pemahaman, dan akhirnya kebijaksanaan. Dengan memanfaatkan perangkat lunak populer seperti Excel, Minitab, dan SPSS, jutaan data bisa diolah.
“Walaupun Excel dapat menangani lebih dari satu juta baris data, perangkat yang lebih canggih seperti SPSS memungkinkan analisis data dengan frekuensi hampir tak terbatas, dibatasi hanya oleh spesifikasi komputer,” kata Prof Iriawan.
Dia meminta mahasiswa memahami distribusi data sebagai dasar dari setiap analisis berbasis data. Ada berbagai jenis regresi, seperti binomial dan Bernoulli, yang sering digunakan dalam tugas klasifikasi biner, seperti memprediksi perilaku pelanggan—apakah mereka akan melakukan pembelian atau tidak.
Tak lupa Prof Iriawan mengulang konsep dasar dalam statistik deskriptif, menyegarkan ingatan mahasiswa tentang ukuran tendensi sentral—mean, median, dan modus. Setiap ukuran bereaksi terhadap nilai ekstrem, memberi catatan bahwa median sering kali menjadi ukuran yang sering diandalkan ketika data mengandung outlier, sedangkan mean dapat sangat dipengaruhi oleh nilai ekstrem. Prof Iriawan kemudian menutup kuliah dengan menjelaskan cara menyusun dan menguji hipotesis lewat data.