Chief Copy di ANOA dan Senior Content Development Specialist GRAB serta OVO, Meizar Ahmad Assiry, mengatakan komunikasi yang baik penting untuk membangun reputasi perusahaan dan mengatasi krisis. Sementara di Indonesia, menurut dia, komunikasi korporat masih tergolong baru, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk mendukung perkembangan ini. 

Meizar mengatakan hal itu saat mengisi kuliah tamu Business Communication di SBM ITB pada Rabu (6/11). Dalam kuliah tersebut, Meizar menekankan bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan perusahaan dan mendapatkan keunggulan atas pesaing. 

Menurut penelitian terbaru yang dikutip Meizar, baru sekitar 52% perusahaan di Indonesia menyadari pentingnya komunikasi korporat dalam menjaga reputasi. Sementara 63% perusahaan fokus pada komunikasi eksternal untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat.

Meizar menekankan pentingnya hubungan media dalam memperkuat citra perusahaan dan memastikan informasi penting sampai ke publik. Ia menjelaskan bahwa kegiatan seperti kunjungan media, briefing, dan pelatihan penanganan media bisa menjadi cara yang efektif untuk berkomunikasi. Dalam bekerja dengan jurnalis, ia menyarankan agar perusahaan memberikan berita yang menarik, tidak terburu-buru, menjaga kejelasan dan etika, serta menjelaskan tujuan dari setiap interaksi dengan media.

Lebih lanjut, Meizar mengingatkan bahwa banyak perusahaan sering menerapkan taktik komunikasi tanpa memiliki strategi yang jelas. Hal ini bisa membuat proyek kehilangan arah dan dampak. Dengan menggunakan studi kasus dari krisis yang dialami oleh perusahaan Indonesia seperti Bukalapak, Eiger, dan Es Teh Indonesia, ia mengajak mahasiswa untuk melihat bagaimana kombinasi strategi yang tepat dan pelaksanaan taktik yang efektif dapat membantu perusahaan menghadapi krisis dan melindungi reputasinya.

Dengan pembahasan yang mendalam ini, mahasiswa SBM ITB memperoleh pemahaman yang praktis tentang komunikasi korporat, mencakup konsep dasar serta strategi nyata untuk mendukung tujuan perusahaan dan mengurangi risiko reputasi.

Meizar memulai dengan menjelaskan sejarah dan filosofi komunikasi korporat, mengacu pada pemikiran tokoh-tokoh seperti Ivy Lee, Ed Bernays, dan James Grunig, yang telah memberikan dasar bagi praktik komunikasi yang efektif.

Kontributor: Hartanti Maharani, Management 2026