Guru Besar Ilmu Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Prof. Irwan Trinugroho mengatakan ada banyak alasan mengapa cukup banyak artikel jurnal penelitian yang dikirimkan oleh mahasiswa Indonesia cenderung ditolak oleh jurnal internasional terkemuka. Mulai dari penggunaan dan penulisan Bahasa Inggris yang kurang baik, analisis penelitian tidak dilakukan secara mendalam, tidak menjelaskan kondisi terkini, tidak adanya kontribusi terhadap literatur yang ada sebelumnya, kesalahan mendasar dalam model empiris, hingga sampel penelitian yang dinilai rendah.
Menurut Irwan, penulisan jurnal yang berkualitas harus memiliki kontribusi terhadap literatur yang ada. Artikel dalam jurnal juga mesti kuat, ditulis dengan teratur dalam Bahasa Inggris yang runtut, dan mempunyai data penelitian yang unik.
Irwan membagikan trik tersebut saat mengisi seminar Academic Writing bertajuk “Cara Menanggapi Penolakan Jurnal dan Strategi Mendapatkan Surat Penerimaan” yang digelar oleh Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung pada Selasa (12/11). Seminar ini diselenggarakan secara publik, yang dihadiri oleh mahasiswa SBM ITB dan peserta luar kampus.
Irwan sepanjang karir akademiknya sudah menerbitkan 90 artikel jurnal dengan jumlah pengutipan terhadap sumber lain sebanyak 836. Menurut Irwan, penting bagi akademisi untuk menerbitkan tulisan atau hasil penelitian di jurnal karena peringkat institusi pendidikan biasanya diukur dari kualitas penelitian yang diterbitkan. Namun demikian, Irwan merekomendasikan, lebih penting bagi peneliti mempunyai penerbitan jurnal sedikit namun dengan kualitas jurnal yang sangat memuaskan. Dibanding, punya penerbitan jurnal yang banyak namun dengan kualitas yang kurang.
Menurut Irwan, penulisan jurnal bisa dimulai dengna memilih topik penelitian yang berkualitas. Topik penelitian yang baik harus mempunyai kontribusi terhadap pengetahuan atau wawasan yang sudah ada, mempunyai perbandingan subjek penelitian dengan isu penelitian yang saling relevan, dan adanya perbandingan antara satu negara dengan negara yang lain.
Dalam pemilihan topik penelitian, peneliti harus membuat sudut pandang yang berbeda dan bersifat inovatif, namun harus mempunyai relevansi dengan permasalahan yang ada. Peneliti juga harus menggunakan data penelitian yang jauh lebih rinci daripada sumber literatur sebelumnya yang relevan. Dalam konteks pembahasan isu terkini, peneliti harus menunjukkan bahwa isu penting tersebut dapat diangkat pembahasannya terhadap pembuat kebijakan, akademisi, dan pihak yang berkepentingan pada penelitian tersebut.
Selanjutnya, kata Irwan, perlu adanya rencana penelitian yang realistis dan penjadwalan yang optimis dan tepat waktu. Peneliti juga harus mempunyai keterampilan Bahasa Inggris yang memenuhi standar dan memiliki kemitraan secara sinergis. Struktur penulisan juga disesuaikan dengan lembaga penerbitan jurnal yang bersangkutan. Judul penelitian juga harus menarik, meningkatkan minat pembaca, dan memiliki kontribusi penting terhadap perkembangan zaman.
Kontribusi dan penemuan juga harus ditonjolkan dalam pembuatan jurnal. Tinjauan literatur yang relevan dapat digunakan untuk menghasilkan pertanyaan atau hipotesis penelitian. Metodologi penelitian juga harus kuat dengan instrumen yang sesuai; dan hasil analisis penelitian harus sesuai dan berhubungan dengan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual.
Terakhir, memilih lembaga publikasi ilmiah. Dalam pemilihannya, menurut Irwan, harus mengetahui tentang target pembaca jurnal, ruang lingkup dan tren jurnal penelitian yang diterbitkan, adanya hubungan antara kualitas jurnal dengan tingkat penerimaan jurnal, dan pembiayaan publikasi jurnal. Dalam pengiriman jurnal penelitian, sebaiknya ada masukan dari rekan dalam lembaga pendidikan atau penelitian yang sama. Korespondensi penerbitan juga harus dilakukan dengan tepat.