Head of Customer Engineering Google Cloud Indonesia, Wisudanto C. Suntoyo, mengakui betapa cepatnya perkembangan kecerdasan buatan generatif (Gen AI). Menurut Suntoyo, Gen AI berpotensi untuk membentuk kembali riset kualitatif, berguna bagi para peneliti seperti mahasiswa sains manajemen.  

“Apa yang saya bagikan enam bulan lalu mungkin tidak relevan lagi hari ini,” kata Suntoyo saat mengisi kuliah tamu di program Magister Sains Manajemen (MSM ITB) pada Rabu (4 /12). 

Dalam kuliah tersebut, Suntoyo memaparkan konsep inti Gen AI, dari prinsip-prinsip dasarnya dalam machine learning dan deep learning hingga aplikasi yang lebih canggih, termasuk natural language processing (NLP) dan large language models (LLMs). LLM memproses dataset besar untuk menghasilkan teks, kode, gambar, dan bahkan klip video pendek. 

Ada berbagai metode pelatihan (training methods) Gen AI, seperti supervised, semi-supervised, dan unsupervised learning. Sementara siklus hidup LLM terdiri dari pre-training hingga fine-tuning untuk tugas-tugas spesifik. Proses-proses ini, jelasnya, sangat penting untuk memastikan akurasi dan mengatasi masalah seperti halusinasi (output yang tidak akurat atau tidak masuk akal).

Suntoyo merinci implikasi praktis Gen AI untuk riset kualitatif. Misalnya,  kemampuan untuk membantu tugas-tugas seperti transkripsi audio dan analisis tematik. 

Ia menggambarkan bagaimana LLM dapat membandingkan transkrip wawancara untuk mengidentifikasi pola dan tema berulang, mempercepat proses riset secara signifikan. Namun, ia menekankan pentingnya rekayasa prompt atau perintah yang cermat –merancang instruksi yang tepat dan terdefinisi dengan baik–untuk membimbing AI secara efektif. Ia membeberkan kerangka kerja untuk membuat prompt yang efektif, seperti menentukan persona, tujuan, tugas, nada, dan konteks, menawarkan contoh konkret dan saran taktis untuk memaksimalkan akurasi.

Kuliah tersebut juga mengeksplorasi berbagai model penyebaran Gen AI. Suntoyo membandingkan Google AI Studio Gemini API, yang cocok untuk pemula dan proyek berskala kecil, dengan solusi tingkat perusahaan yang dirancang untuk organisasi yang lebih besar dan penyebaran yang dapat diskalakan. 

Ini menyoroti beragam kebutuhan pengguna yang berbeda, mulai dari mahasiswa hingga perusahaan besar. Ia juga memperkenalkan NotebookLM Google, sebuah alat yang mengubah teks menjadi podcast audio untuk konsumsi materi penelitian yang nyaman.

Namun Suntoyo menekankan perlunya memperhatikan dimensi etika Gen AI, menggarisbawahi perlunya pengembangan dan penyebaran yang bertanggung jawab. Penting untuk mengurangi bias, memastikan keamanan dan akuntabilitas, dan mematuhi standar tinggi keunggulan ilmiah. 

Aplikasi Gen AI, ia menyimpulkan, sangat luas dan meluas, merambah industri termasuk keuangan, kesehatan, ritel, manufaktur, dan media. Pesannya jelas: Generative AI bukan hanya kemajuan teknologi; ini adalah alat ampuh, yang jika digunakan secara bertanggung jawab, dapat mempercepat riset dan inovasi secara signifikan di berbagai bidang.

Kontributor: Cindy R. Meilynda, MSM 2024