SBM ITB kembali meluncurkan program Societal Impact dengan memprioritaskan komunitas desa yang memiliki potensi ekonomi tinggi, seperti desa-desa di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Program akan dimplementasikan lewat pemberdayaan UMKM dan badan usaha milik desa (Bumdes) mulai 5 Februari 2025, ditandai dengan penandatanganan komitmen antara SBM ITB dan para pemangku kepentingan eksternal seperti perangkat desa, direksi Bumdes, lembaga keuangan, lembaga penelitian, mitra korporasi, dan LSM.
Ketua Tim Societal Impact SBM ITB Yunieta Anny Nainggolan mengatakan, tujuan utama program Societal Impact adalah memberdayakan komunitas yang kurang berkembang tetapi memiliki potensi ekonomi yang besar. Program yang dicetuskan pada tahun 2021 ini bertujuan untuk memberikan “thought leadership” ala SBM ITB, yaitu keahlian dalam peningkatan sosio-ekonomi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). SBM memilih desa-desa di DAS Citarum karena selama ini kawasan tersebut banyak diterpa berbagai tantangan. Padahal daerah ini memiliki peluang besar untuk tumbuh dan berkembang.
“Tantangan sosial yang kami coba atasi sangat berkaitan dengan keahlian SBM ITB adalah dengan menerapkan leadership kewirausahaan untuk menyelesaikan masalah yang nyata,” kata Yunieta di Bandung (30/1).
Program Societal Impact SBM ITB akan mendorong keterlibatan langsung pemangku kepentingan lokal seperti kepala desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan mitra korporasi seperti PLN Nusantara Power, yang telah berkomitmen mendukung program ini melalui inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sementara dosen dan mahasiswa SBM ITB akan berkolaborasi dengan masyarakat lokal untuk merancang dan melaksanakan solusi yang berdampak besar.
Menurut Yunieta, Tim Societal Impact telah menetapkan metrik yang jelas untuk menilai efektivitas program. Mereka menargetkan 70 persen pelaku usaha yang terlibat dapat mempertahankan usahanya dalam jangka panjang. Setidaknya 50 persen dari mereka diharapkan mengalami pertumbuhan penjualan. Metrik ini akan dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan perbaikan berkelanjutan dan kesesuaian dengan tujuan program.
Seiring dengan perkembangannya, program ini akan mengintegrasikan masukan dari para pemangku kepentingan untuk lebih baik menjawab kebutuhan masyarakat yang muncul. Tujuan besar program adalah memberikan dampak pada setidaknya 20 komunitas pada tahun 2045, memberdayakan pelaku usaha untuk berkembang di tengah pasar yang semakin kompleks.
“Mari kita akselerasi dampak sosial dan pembangunan berkelanjutan komunitas dengan kolaborasi,” ajak Yunieta.